Kesehatan Mental dan Generasi Muda
Dilansir
dari kompas.com bahwa pada tahun 2018, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
mengeluarkan pernyataan bahwa setengah dari gangguan mental yang diidap orang
dewasa terbentuk sebelum mereka berusia 14 tahun. Sekitar 15% anak anak remaja
di negara negara berkembang pernah berniat untuk bunuh diri. Annelia Sani Sari,
Psikolog anak di Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia, berdasarkan data dari Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, gangguan mental emosional remaja usia
diatas 15 tahun meningkat dari 6% persen di tahun 2013 menjadi 9,8% di tahun
2018. Masih berdasarkan data Kementrian Kesehatan Indonesia, masyarakat
perkotaan lebih rentan terkena depresi, alkoholisme, gangguan bipolar, skizofrenia,
dan obsesif kompulsif. Meningkatnya jumlah pasien gangguan jiwa di dunia dan di
Indonesia disebabkan karena pertumbuhan hidup manusia, dan meningkatnya beban
hidup, terutama masyarakat perkotaan atau urban.
Menurut
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kesehatan mental ialah keadaan sejahtera dimana
setiap individu bisa mewujudkan potensi diri mereka sendiri. Yang artinya,
mereka dapat mengatasi tekanan kehidupan yang normal, produktif dan bermanfaat,
serta mampu memberikan kontribusii kepada orang orang disekitar mereka.
Kesehatan mental ialah hal yang bersifat pribadi dan individu, hali ini menentukan
bagaimana hubungan seseorang Ketika berhubungan dengan orang lain. Masalah Kesehatan
mental ialah kondisi yang berdampak pada Kesehatan mental. Kondisi ini sangat
mengganggu Susana hati, perilaku, pemikiran, atau cara seseorang berinteraksi
dengan orang lain disekitarnya. Masa remaja merupakan masa yang kritis dalam
siklus perkembangan, dimasa ini ternjadi banyak perubahan dalam diri seseorang
sebagai persiapan menuju dewasa. Remaja tidak dapat lagi dikatakan sebagai anak
anak, tapi remaja juga tidak bisa dikatakan sebagai orang dewasa. Ini terjadi karena
dimasa ini para remaja penuh dengan perubahan baik secara biologis, psikologis,
dan perubahan sosial. Dalam keadaan ini seringkali memicu untuk terjadinya konflik
antara remaja dengan dirinya sendiri (konflik internal), jika tidak diselesaikan
dengan baik maka itu akan membawa dampak negative terhadap perkembangannya
dimasa mendatang, terutama pada pematangan karakter yang sering memicu
terjadinya gagguan mental. Pentingnya Kesehatan mental dikatakan oleh WHO dalam
definisi kesehetan mereka yang menyatakan: “Kesehatan adalah keadaan fsik,
mental, dan sosial yang lengkap dan bukan hanya ketiaadaan peyakit atau
kelemahan”. Faktor penyebab masalah kesehatan pada remaja adalah yang pertama
ialah biologi, genetic dan kesehatan manusia lahir kedunia sudah dibentuk sejak
didalam kandungan. Selanjutnya adalah psikologi, yaitu cara anak dibesarkan
oleh orang tuanya menurut teori anak sebaiknya dibesarkan dengan mendapatkan
kasih saying, perhatian, dan dukungan yang cukup. Yang ketiga adalah faktor
sosial, apabila anak berada dalam lingkungan yang tidak baik, seperti dibully disekolah
jika dia emiliki faktor psikologi dan biologi yang kuat maka dia akan baik baik
saja. Namun jika dia memiliki faktor biologi dan psikologi yang kurang baik
maka bisa saja dia akan mengalami gangguan kesehatan mental. Oleh karena itu,
peran orang tua sangat penting untuk membantu anak agar memiliki mental yang
kuat khususnya pada masa remaja, dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua
juga menjadi faktor penting bagi kesehatan mental pada remaja.
Faktor
psikososial pada remaja ada tiga faktor yaitu, faktor individu ialah kematangan
otak dan konstitusi genetik, faktor pola asuh orangtua dimasa anak anak dan masa
remaja, faktor lingkungan ialah kehidupan keluarga, budaya lokal dan asing. Setiap
remaja memiliki potensi untuk bisa mencapai kematangan pribadi yang memungkinkan
mereka menghadapi tantangan hidup secara wajar dalam lingkungannya. Menurut Annelia
Sani Sari, Psikolog anak di Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia membagi masalah
kesehatan mental pada anak menjadi lima, yaitu, masalah perilaku yang dibagi
menjadi beberapa masalah lagi yaitu, AHDH (attention deficit hyperactivity
disorder) atau gangguan hiperaktivitas, conduct disorder ialah gangguan perilaku
dan emosi yang membuat anak menunjukkan perilaku kekerasan, penyalahgunaan
NAPZA atau narkotika dan obat obatan terlarang. Yang kedua adalah gangguan emoosionalyaitu
gangguan mood, kecemasan, keterasingan, menarik diri, serta stress akibat
trauma. Selanjutnya gangguan hubungan anak dengan orang tua dan keluarganya,
yang keempat adalah gangguan perkembangan dan belajar seperti gangguan belajar
yang spesifik, skizofrenia, dan autistic spectrum disorder. Yang terakhir ialah
gangguan perilaku makan dan perilaku kesehatan.
Kesimpulannya
ialah keberhasilan remaja dalam proses pembentukan kepribadian dan kematangan
diri akan membantu remaja untuk memiliki kesehatan mental yang baik dimasa
mendatang. Peran orang tua juga sangat penting dalam kesehatan mental remaja.
Comments
Post a Comment